.: BLOG INI SEDANG DALAM KONSTRUKSI SETELAH 2 TAHUN TERBEKUKAN :.

Sunday, August 30, 2009

saya saya saya...

saya
    saya
        saya

ah...

saya memang naif, menyukai wajah naif, senyum naif, orang-orang naif, karna mungkin saya adalah kenaifan itu sendiri. yang meski telah hidup berpuluh tahun, ditempa waktu, dilewati peristiwa. tapi selalu merasa bodoh dan tak betulbetul memahami diri sendiri. selalu belajar namun tak pintar-pintar. dan kadang terheran-heran dengan kelebihan yang dimiliki orang lain, yang lebih sedikit pengalaman tapi lebih banyak memahami. tentang apapun. pada siapapun...

saya. mengapa begitu banyak saya, yang selalu saya katakan. mungkin karna saya ini manusia yang masih butuh pengakuan. yang meski melemparkan subjek, tetap ada ruang kosong yang minta diisi.

...

dia
    dia
        dia
adalah lelaki yang mencintai malam. selalu terpesona dengan malam.

malam, baginya bagai sekuntum bunga, yang rekah dalam diam. tersaput lembab, menebar parfum rembulan. melemparkan sejuk, yang menjalar dialun hening, mengalir dalam nada lembut. dia merasa dirinya berlari, dalam angan. dalam nyata. kakinya, nafasnya, mimpinya membelah udara.

         mengintai sepi, yang lengang, dirapat beton kaku,
                  mengintip bibir embun, yang diciumi kerlap lampu.

dia mencari posisi,

lelaki itu membidik. malam yang diam, menahan nafas. lelaki itu memotret. malam yang diam tersenyum padanya. lelaki itu adalah dia, dia itu yang menenteng tustel menyusuri jalan, dan melusup lorong dalam bayang-bayang. dia akan pulang menjelang dinihari. membawa mimpinya tentang semua pesona kerjap lampu.

kini dihadapannya sebuah cermin. saya melihat dibalik sana, dia lelah dan menua. betapapun dia lari, tapi kesini akan kembali, sebab menanti.

                , klik!

night ramadhan9,1230 h

1 comments:

Anonymous said...

saya saya saya adalah yang saya rasakan. dia dia dia adalah realita.